Cinta dan Benci

Udah terlalu banyak kasus yang gue alamin untuk menggambarkan judul diatas. Lebih tepatnya sih bukan gue, tapi temen gue. Dulunya musuhan, udah kayak Tom & Jerry (yang sampai kapanpun nggak akan pernah temenan), ehh nggak lama malah jadian, langgeng pula. Dan yang lebih sadis lagi ada beberapa temen gue yang bahkan menikah dengan orang yang dulu dia benci. 

Cinta dan Benci memang tekadang terlalu dekat jaraknya. Gue ngomong begitu nggak asal ngomong. Udah dari jaman nenek moyang kita main layangan diatas genteng udah banyak yang ngomong begitu. Lebih lengkapnya sih begini,"Jangan terlalu benci sama orang, nanti malah jadi suka loh, atau nggak sebaliknya, jangan terlalu cinta sama orang, nanti kalau udah salah sedikit bencinya nggak ketulungan." Gokil, itu wejangan udah jaman baheula banget gue dapet dari berbagai tingkat keturunan.

Kok bisa ya? Jelas bisa. Begini, sedikit gambaran aja. Apa yang kalian lakukan terhadap orang yang kalian benci? Pastinya setiap ada hal-hal yang berbau dengan dia kita bakal menyingkir. Mending orangnya, baru nyium bau parfumnya aja udah pergi jauh-jauh, nggak mau ketemu dia deh pokoknya. Ya nggak? Nah, sadar atau tidak, justru hal itulah yang bikin kita malah semakin MENGINGATNYA. Coba deh pikir, semakin kita membenci seseorang, semakin sering kita akan mengingatnya.

Apalagi kalau udah lagi kumpul sama temen deket dan nggak sengaja ada salah satu dari temen deket kita yang nyebut nama dia."Iya, sorry gue dateng telat, abis nemenin DIA ke supermarket." Langsung aja sinyal kita buat nyaut semakin kencang,"Apaan? Loe abis pergi sama DIA? Ih, males banget." Alhasil kalau udah begitu jiwa rumpi seketika muncul dengan cepat.

Kalau dibuat rumus jadi begini deh (Rumus Benci) :

BENCI (berlebihan) --> SENSITIF --> RUMPI --> DOSA

Jadi apa yang harus kita lakukan kalau kita nggak suka sama orang? Jangan berlebihan. Lagian emang benci kenapa coba? Karena dia bikin kesalahan yang dosanya anggak bisa diampunin? Jangan sok tahu, Tuhan Maha Pengampun, kita yang cuma manusia biasa harusnya bisa sadar diri, Tuhan aja Maha Pengampun, kita yang sebagai hamba-Nya juga harus begitu. Nggak bagus terlalu benci sama orang. Dia emang punya salah, tapi kita juga harus bisa introspeksi diri, kita juga pernah punya salah dan nggak seharusnya kita berbuat dan men-judge dia yang nggak baik, membencinya dengan tiada ampun. Biasa aja. Terus gimana dengan Cinta yang berlebihan?

"Duuh, gue cinta mati deh sama pacar gue. Dia setia dan baik banget sama gue. Ih pokoknya bakal gue pertahanin deh cinta gue ini, seumur hidup cuma buat dia."

Hati-hati mbak mas, jangan berlebihan dalam mencintai seseorang. Harus ingat bahwa didalam setiap kebersamaan akan ada sebuah perpisahan, suka ataupun tidak. Kita nggak bisa jamin kita bakal terus bersama dia sampai akhir hayat (alah, lebay..hehehe). Boleh mencintai, tapi hendaknya sekedarnya saja, tidak berlebihan, dengan menagnggap dialah yang pertama dan terakhir.

Sama seperti halnya ketika kita membenci seseorang, dalam mencintai seseorang pun kita tidak boleh berlebihan. Yang jadi masalahnya adalah ketika orang yang kita cintai secara berlebihan itu melakukan kesalahan sedikit saja dan fatal, rasa percaya kita terhadap orang itu akan secara otomatis akan hilang dan berubah menjadi kebencian. Alasannya kita udah nggak percaya lagi sama dia lah, dia udah nggak kayak dulu lagi lah, atau alasan lainnya.

Soal rumus Cinta, begini :

CINTA (berlebihan) --> KESALAHAN --> SENSITIF --> BENCI

jadi kalau digabungin bakal menghasilkan sebuah formula yang menakjubkan sekali saudara-saudara (naik keatas meja sambil bawa toa), perhatikan ini :

CINTA (berlebihan) --> KESALAHAN --> SENSITIF --> BENCI (berlebihan)

BENCI (berlebihan) --> SENSITIF --> RUMPI --> DOSA

Ujung-ujungnya juga DOSA dan kalau udah dosa ya you know lah bakal masuk kemana, kan repot juga kalau udah begini. So, BENCILAH dan CINTAILAH seseorang dengan sewajarnya alias nggak berlebihan. Mudah-mudahan postingan ini memberikan manfaat buat kita semua dalam menyikapi kesalahan orang lain, agar tak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan.

Regards,

Tweet