Jumpa lagi dalam sebuah pembahasan yang mudah-mudahan menarik untuk disimak karena di rubrik Lectures ini saya akan sharing mengenai beberapa ilmu perkuliahan yang saya dapat di kampus. Setelah beberapa saat yang lalu, kita sudah membahas tentang Total Quality Management, HoQ juga udah. Kayaknya nggak lengkap kalo kita nggak bahas implementasinya menggunakan beberapa metode diagram, dan salah satunya adalah....Jreeeeeeenngg...Jreeeeeennnnggg...Jreeeeeeennnggggg...
PARETO DIAGRAM...
Makanan apa lagi nih? Hehehehe. Tenang. Bisa ambil cemilan dulu untuk menemani ulasan berikut ini sambil kita kenalan, contoh diagram pareto itu kayak gimana?
Nah, sekarang DIAGRAM PARETO itu sendiri apa? Diagram Pareto adalah serangkaian seri diagram batang yang menggambarkan frekuensi atau pengaruh dari proses/masalah. Diagram diatur mulai dari yang paling tinggi ke yang paling rendah, dari kiri ke kanan. Diagram bagian kiri relatif lebih penting dari diagram batang bagian kanan.
Terus kenapa dinamakan Pareto? Jadi gini, Pareto ini diambil karena Prinsip pareto itu sendiri yang mengatakan bahwa 80% gangguan yang ada berasal dari 20% masalah. Pada dasarnya diagram Pareto ini sudah lama digunakan quality management tools, sebagai alat untuk menginvestigasikan data-data masalah yang ada kemudian dipecahkan kedalam kategori tertentu, sehingga dapat diketahui frekuensinya untuk setiap kejadian/proses. Diagram Pareto digunakan untuk membandingkan berbagai kategori kejadian yang disusun menurutnya, dari yang paling gede disebelah kiri dan yang terkecil disebelah kanan.
Kapan kita harus menggunakan Diagram Pareto ini? Dalam perjalanan mengelola Sumber Daya Manusia, tentu kita sering menemukan permasalahan yang harus dicarikan solusinya. Atau kalau tidak, ketika diperlukan dalam peningkatan peningkatan SDM, ingin lebih produktif, kinerjanya lebih baik dan atau yang lainnya. Nah jika menghadapi keadaan seperti demikian itulah, kita memerlukan diagram pareto ini untuk menginvestigasikan dan memecahkan masalah itu.
Apa fungsi Diagram Pareto ini? Diagram Pareto ini sangat tepat digunakan jika menginginkan hal-hal sebagai berikut :
- Menentukan prioritas karena keterbatasan sumber daya.
- Menghasilkan keputusan akhir
- Menempatkan keputusan pada data kuantitatif.
Nah, selanjutnya, saya akan sedikit menjelaskan bagaimana cara membuat Diagram Pareto ini. Ada beberapa langkah dalam pembuatan Diagram Pareto ini, sebagai berikut :
- Menentukan masalah yang akan diteliti. Teman-teman harus mengidentifikasi masalah yang ada, membandingkan kategori-kategori atau penyebab yang ada.
- Mengumpulkan data hasil dari identifikasi diatas.
- Membuat daftar masalah secara berurutan berdasarkan frekuensi kejadian dari yang tertinggi sampai yang terendah. Jangan lupa untuk menghitung frekuensi kumulatif, persentase dari total kejadian, dan persentase total kejadian secara kumulatif.
- Menggambar dua buah garis vertikal yang diletakkan disebelah kanan dan kiri serta dihubungkan oleh satu buah garis horizontal.
- Membuat Histogram pada diagram pareto
- Membuat kurva kumulatif dan mencantumkan nilai-nilai kumulatif hasil perhitungan di point nomer 3.
- Pemutusan pengambilan keputusan terhadap permasalahan yang terjadi.
- Selesai deh.
Gimana, mudah-mudahan pada paham yaa dan semoga bermanfaat. Semangat selalu pokoknya.
Regards,


wehh apaan tuhh bang? ijin menyimak aja diagram paretonya :D kurang ngerti.
BalasHapusIni metode buat penyelesaian masalah dan ambil keputusan, hehehe..
BalasHapus